Janji Yang Teringkari Bab 6
Hari-hari setelah keputusanku meninggalkan Arman terasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Setiap langkah yang kuambil terasa menyakitkan, tetapi aku tahu bahwa aku harus terus maju. Aku sudah tidak bisa lagi melihat ke belakang dan berharap semuanya kembali seperti semula. Aku harus menerima kenyataan bahwa beberapa hal memang harus berakhir, tidak peduli seberapa keras aku dulu mencoba mempertahankannya.
Aku mulai membangun hidupku dari awal, sedikit demi sedikit.
Aku mencari tempat tinggal baru, merapikan dokumen-dokumen yang harus kuurus,
dan mencoba menemukan ritme hidup yang baru. Salah satu hal pertama yang
kulakukan adalah mengurus kepemilikan kendaraan yang selama ini terdaftar atas
nama bersama. Aku tidak ingin ada sesuatu yang mengikatku lagi dengan masa
lalu, termasuk hal-hal kecil seperti itu. Aku menghubungi perusahaan Garda
Oto Asuransi untuk memastikan bahwa aku bisa mengalihkan polis ke namaku
sendiri. Aku ingin memiliki kendali penuh atas hidupku, tanpa bayang-bayang
seseorang yang telah mengecewakanku.
Proses ini tidak mudah, tetapi aku mulai terbiasa dengan
kesendirian. Awalnya, ada banyak malam di mana aku terjaga hingga larut,
memikirkan bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku mencoba mengingat kapan
pernikahanku mulai runtuh, kapan Arman mulai menjauh, kapan aku mulai
kehilangan diri sendiri di dalam hubungan yang selama ini kusebut rumah. Tetapi
semakin lama, aku sadar bahwa tidak ada gunanya mencari jawaban dari sesuatu
yang sudah berlalu. Aku tidak bisa terus menyalahkan keadaan, tidak bisa terus
meratapi kehilangan yang sebenarnya telah lama terjadi.
Baca juga:
Asuransi Mobil All Risk:
Perlindungan Menyeluruh untuk Kendaraan Anda
Perbandingan Premi Asuransi
Kendaraan: Panduan Memilih yang Terbaik
Keunggulan Asuransi Mobil
Allianz
Aku mulai sibuk dengan pekerjaanku, berusaha mengalihkan
pikiran dari masa lalu. Aku belajar untuk lebih mandiri, termasuk dalam hal
finansial. Aku mengurus semua kebutuhanku sendiri, memastikan bahwa aku bisa
berdiri di atas kakiku tanpa bergantung pada siapa pun. Aku bahkan membeli
mobil baru sebagai simbol dari awal yang baru. Kali ini, aku memilih sendiri
segala sesuatunya, termasuk polis asuransi mobil all risk yang sesuai
dengan kebutuhanku. Aku ingin memastikan bahwa aku bisa melindungi diriku
sendiri, dalam segala aspek kehidupan.
Perlahan, luka yang dulu terasa begitu dalam mulai sembuh.
Aku tidak lagi merasa hampa setiap kali melihat pasangan lain yang masih
bahagia bersama. Aku tidak lagi merasa iri ketika mendengar seseorang berbicara
tentang cinta yang setia. Aku mulai menerima bahwa setiap orang memiliki
jalannya masing-masing, dan jalanku adalah belajar dari rasa sakit ini untuk
menjadi lebih kuat.
Aku tidak tahu apakah aku akan mencintai seseorang lagi,
tetapi untuk saat ini, aku tahu bahwa mencintai diriku sendiri jauh lebih
penting. Aku telah kehilangan begitu banyak waktu untuk seseorang yang tidak
menghargai kepercayaanku, dan aku tidak ingin menghabiskan waktu yang tersisa
untuk menyesali masa lalu. Aku ingin melangkah ke depan, meskipun langkah itu
terasa berat pada awalnya.
Hari ini, aku berdiri di depan jendela apartemen baruku,
menatap langit yang cerah. Ada sesuatu yang berbeda dalam diriku—sebuah
ketenangan yang lama sekali tidak aku rasakan. Aku tahu bahwa perjalanan ini
belum selesai, tetapi untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, aku merasa
bahwa aku akan baik-baik saja.
Aku tersenyum kecil, menyadari bahwa meskipun hatiku pernah
hancur, aku masih memiliki kesempatan untuk membangun hidup yang lebih baik.
Aku telah memilih untuk pergi, dan itu adalah keputusan terbaik yang pernah
kubuat untuk diriku sendiri.
Cahaya di Ujung Terowongan
Hari-hari berlalu dengan ritme yang baru, lebih tenang dan
lebih terarah. Aku mulai menemukan kebebasan dalam kesendirian, sesuatu yang
dulu terasa asing bagiku. Aku tak lagi harus menunggu seseorang pulang, tak
perlu lagi membaca pesan-pesan tanpa balasan, dan yang terpenting, aku tak lagi
hidup dalam bayang-bayang kebohongan.
Aku belajar banyak dalam perjalanan ini, terutama tentang
bagaimana menjaga diriku sendiri. Jika dulu aku menyerahkan segala keputusan
finansial kepada Arman, kini aku mulai memahami bagaimana mengatur hidupku
dengan lebih mandiri. Aku membaca banyak hal tentang investasi, tabungan, dan
perlindungan finansial. Aku menyadari bahwa mengandalkan seseorang tanpa
pemahaman yang cukup hanya akan membuatku rentan.
Salah satu hal yang kulakukan adalah mengelola aset-asetku
dengan lebih baik. Aku memeriksa kembali polis asuransi kendaraan bermotor
yang dulu kuabaikan, memastikan bahwa semuanya masih dalam kendaliku. Aku ingin
segala sesuatunya lebih teratur, tidak ada lagi sesuatu yang menggantung atau
dikuasai oleh masa lalu. Kini, aku memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana melindungi segala yang kumiliki, bukan hanya secara fisik, tetapi
juga secara mental dan emosional.
Perubahan dalam hidupku tidak hanya terjadi pada aspek
finansial. Aku juga mulai menemukan ketenangan dalam rutinitas sederhana. Aku
menikmati waktu sendiriku, pergi ke tempat-tempat yang dulu tak pernah sempat
kukunjungi, dan menemukan kesenangan dalam hal-hal kecil yang dulu sering aku
abaikan. Aku mulai lebih menghargai waktu, lebih selektif dalam memilih siapa
yang boleh masuk ke dalam hidupku. Aku tidak lagi ingin membiarkan diriku
terjebak dalam hubungan yang tidak memberiku ketenangan.
Aku bahkan memutuskan untuk membeli mobil baru, sesuatu yang
dulu mungkin tidak akan pernah terpikirkan jika aku masih dalam pernikahan itu.
Kali ini, aku memilih dengan hati-hati, memastikan bahwa kendaraan ini
benar-benar sesuai dengan kebutuhanku. Aku juga memilih sendiri asuransi
mobil terbaik yang bisa memberiku perlindungan maksimal. Tidak ada lagi
keputusan yang dibuat oleh orang lain atas namaku. Aku ingin menjalani hidup
dengan lebih bijak, lebih sadar akan setiap langkah yang kuambil.
Ketika aku melihat kembali ke masa lalu, aku tidak lagi
merasa sakit seperti dulu. Aku masih mengingatnya, tentu saja, tetapi tidak
dengan perasaan yang sama. Kini, aku melihatnya sebagai bagian dari perjalanan
hidupku, sebagai pelajaran yang membentuk diriku menjadi lebih kuat.
Aku berdiri di balkon apartemenku, membiarkan angin malam
menyentuh wajahku. Ada ketenangan yang kurasakan, sesuatu yang dulu sulit
kucapai saat masih berada dalam hubungan yang penuh kepalsuan. Aku menyadari
bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari memiliki seseorang di sisi
kita, tetapi dari bagaimana kita menerima diri sendiri dan menciptakan
kehidupan yang benar-benar kita inginkan.
Aku tersenyum kecil, menyadari bahwa untuk pertama kalinya
dalam waktu yang lama, aku merasa benar-benar bebas. Luka yang dulu begitu
dalam perlahan mulai sembuh, dan kini aku siap untuk melangkah ke masa depan
dengan hati yang lebih kuat. Aku tidak tahu apa yang menantiku di depan, tetapi
aku tahu satu hal—aku akhirnya menemukan cahayaku sendiri di ujung terowongan.
