Novel Pendek: Proyek Kiamat 7.0
Bab 1: Dunia yang Hancur
Kegelapan menyelimuti Bumi. Suara desing angin bercampur
dengan gemuruh reruntuhan, menggambarkan kehancuran yang tak dapat diperbaiki.
Tahun 2147, peradaban manusia berada di ujung kehancuran akibat perang nuklir,
perubahan iklim ekstrem, dan penguasaan sumber daya oleh segelintir elite.
Kota-kota besar telah menjadi puing-puing, dan kehidupan di permukaan tanah
hampir mustahil.
Namun, umat manusia tidak menyerah begitu saja. Sebuah
proyek besar bernama Proyek Kiamat 7.0 diluncurkan beberapa dekade
sebelumnya oleh para ilmuwan dan insinyur terbaik. Proyek ini menciptakan "Arka
Virtual", dunia digital yang dirancang untuk menjadi pelarian dari
kenyataan. Dunia virtual ini menawarkan segalanya—tempat tinggal, makanan,
bahkan simulasi kehidupan sosial yang lebih baik daripada dunia nyata. Di sini,
manusia bisa hidup tanpa ancaman bencana atau kelaparan.
Rendra, seorang remaja berusia 17 tahun, menatap layar
terminal di dalam bunker bawah tanah yang ia tempati bersama keluarganya. Ia
tak pernah mengenal dunia luar selain dari cerita-cerita yang disampaikan
ibunya. Ayahnya adalah salah satu ilmuwan yang bekerja dalam pengembangan dunia
virtual, tetapi ia menghilang secara misterius beberapa tahun lalu. Kini, dunia
virtual adalah satu-satunya harapan bagi Rendra dan jutaan manusia lain.
Sementara itu, Lila dan Fadil, dua sahabat yang juga tinggal
di zona karantina berbeda, memiliki pandangan yang berbeda tentang dunia
virtual. Lila, seorang gadis cerdas yang selalu skeptis terhadap teknologi,
menganggap dunia virtual hanyalah "pelarian palsu" yang membuat
manusia melupakan kenyataan. Di sisi lain, Fadil, yang hidup sebatang kara
setelah kehilangan keluarganya, melihat dunia virtual sebagai rumah baru di
mana ia bisa melarikan diri dari kesepian.
Namun, tak seorang pun menyadari bahwa fondasi dunia virtual
ini mulai goyah. Bug kecil yang muncul beberapa bulan terakhir telah berkembang
menjadi ancaman besar. Rumor tentang kehancuran server utama mulai beredar di
kalangan teknisi dan penghuni dunia virtual.
Pada suatu malam, sebuah pesan misterius muncul di layar
terminal Rendra:
"Apakah kamu ingin menyelamatkan dunia nyata?"
Pesan itu disertai dengan koordinat dan instruksi untuk
memasuki bagian terdalam dari dunia virtual—tempat yang belum pernah dijelajahi
siapa pun. Rendra, yang penasaran dan merasa terhubung dengan misi ini karena
ayahnya, memutuskan untuk mengikutinya. Ia tak tahu bahwa keputusan ini akan
mempertemukannya dengan Lila dan Fadil, serta mengubah takdir dunia virtual dan
nyata.
Bab ini diakhiri dengan narasi tentang ketidakstabilan dunia
virtual yang semakin nyata. Gempa digital mengguncang kota-kota di dunia
virtual, dan para penghuni mulai menyadari bahwa pelarian mereka tidak seaman
yang mereka kira.
“Ketika realitas sudah mati, dunia virtual pun akan
runtuh. Namun, harapan selalu ada bagi mereka yang berani menghadapi
kebenaran.”
Bab 2: Masuk ke Dunia Virtual
Pagi itu, bunker tempat Rendra tinggal terasa lebih sunyi
dari biasanya. Ibunya sedang memeriksa alat-alat ventilasi di ruang bawah,
sementara Rendra sibuk mempersiapkan perangkatnya untuk masuk ke dunia virtual.
Sejak menerima pesan misterius semalam, pikirannya dipenuhi rasa penasaran dan
sedikit ketakutan. Siapa yang mengirim pesan itu? Mengapa dirinya? Dan apa yang
sebenarnya terjadi di dalam dunia virtual?
Di dunia lain, Lila duduk di depan meja kecil di kamarnya
yang gelap. Ia memandangi helm virtual reality yang tergeletak di atas meja.
Sebagai seseorang yang skeptis terhadap teknologi, ia jarang sekali menggunakan
perangkat itu. Namun, hari itu ia memutuskan untuk masuk. Ada berita yang
menyebar di forum-forum bawah tanah tentang "bug besar" yang membuat
banyak orang kehilangan akses. Lila ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara itu, Fadil, di salah satu bunker kumuh di
pinggiran kota virtual, memasang helm virtualnya tanpa pikir panjang. Baginya,
dunia nyata sudah tidak berarti lagi. Kehidupan di dunia virtual adalah
satu-satunya yang membuatnya bertahan. Tetapi hari itu berbeda. Begitu ia
masuk, ia merasakan sesuatu yang aneh—seolah ada ketidakseimbangan yang tak
bisa dijelaskan.
TRANSISI KE DUNIA VIRTUAL
Ketiganya masuk ke dunia virtual dalam waktu yang hampir
bersamaan. Dunia virtual itu disebut "Ethereon", sebuah
simulasi yang luas dan memukau. Kota-kotanya dipenuhi gedung-gedung bercahaya,
langitnya selalu biru cerah, dan alamnya sempurna tanpa cacat. Setiap pengguna
memiliki kebebasan untuk merancang avatar mereka sesuka hati. Bagi sebagian
orang, Ethereon adalah surga. Namun, bagi Rendra, ada sesuatu yang terasa
janggal hari itu.
Saat Rendra mencoba menjelajahi distrik tempat tinggal
virtualnya, ia melihat anomali kecil: objek-objek seperti lampu jalan tiba-tiba
melayang, lalu menghilang begitu saja. Orang-orang yang melintas tampak tidak
menyadari keanehan tersebut. Ia memutuskan untuk mengikuti koordinat yang
diberikan dalam pesan semalam.
Di sisi lain, Lila memasuki Ethereon dengan menggunakan
avatar minimalisnya, mengenakan pakaian sederhana tanpa banyak aksesori. Ia
mengakses "Zona Informasi Bebas," tempat para penghuni dunia virtual
biasa berdiskusi tentang berita terbaru. Di sana ia mendengar desas-desus bahwa
bug besar telah menyerang Server Utama, pusat kendali seluruh dunia
virtual. Jika server utama jatuh, semua orang yang terhubung bisa kehilangan
data mereka—dan mungkin lebih dari itu.
Fadil, yang biasa bermain di zona permainan Ethereon,
mendapati bahwa sebagian besar permainan yang ia nikmati kini tidak dapat
diakses. Ia melihat pengumuman dari sistem: "Gangguan sementara, mohon
bersabar." Namun, Fadil tahu ada sesuatu yang lebih besar sedang
terjadi. Rasa penasaran membawanya ke distrik pusat, di mana ia bertemu dengan
orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal: Rendra dan Lila.
PERTEMUAN PERTAMA
Rendra, yang mengikuti koordinat dari pesan misterius, tiba
di sebuah lokasi tersembunyi di pinggiran Ethereon. Tempat itu tampak
seperti reruntuhan, berbeda dari tempat lain yang selalu bersih dan teratur. Di
sanalah ia bertemu Lila, yang juga sampai di tempat itu setelah menggali
informasi dari forum.
"Aku tidak tahu siapa kamu, tapi aku yakin kamu juga
dapat pesan itu," kata Rendra, sedikit gugup.
Lila mengangguk sambil mengamati sekeliling. "Pesan
yang sama. Tapi ini aneh. Dunia ini seharusnya sempurna. Apa yang sebenarnya
terjadi?"
Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, Fadil muncul
dari balik reruntuhan. "Hei, kalian juga di sini karena bug itu, kan? Aku
penasaran apakah ini ada hubungannya dengan masalah di server utama."
Ketiganya saling bertukar informasi, menyadari bahwa mereka
tidak berada di sana secara kebetulan. Pesan misterius yang mereka terima
tampaknya mengarahkan mereka pada misi yang sama: menemukan dan memperbaiki
kode rahasia sebelum dunia virtual hancur total.
Namun, sebelum mereka bisa merencanakan langkah selanjutnya,
gempa digital mengguncang lokasi tersebut. Tanah di bawah kaki mereka retak,
dan suara alarm menggema di seluruh dunia virtual. Sebuah sistem peringatan
muncul di udara:
"Anomali terdeteksi. Penjaga akan segera
dikerahkan."
Ketiganya saling pandang, menyadari bahwa perjalanan mereka
baru saja dimulai—dan bahaya sudah mengintai.
Bab 3: Bug yang Menghancurkan
Pemandangan yang Hancur
Rendra, Lila, dan Fadil berdiri di tengah reruntuhan
digital, menatap makhluk-makhluk penjaga digital yang mulai bergerak mendekat.
Tubuh besar penjaga itu memancarkan cahaya merah dari setiap sendinya, suara
mekanis mereka menggema, mengancam siapa pun yang melanggar wilayah larangan.
“Bagaimana kita keluar dari sini?” Fadil bertanya panik,
tangannya gemetar sambil menunjuk salah satu penjaga yang mulai menaikkan
senjatanya.
“Lari!” teriak Rendra sambil menarik tangan Lila. Mereka
bertiga berlari secepat mungkin melewati reruntuhan, sementara penjaga digital
mulai mengejar, melompat dengan kecepatan yang tidak wajar.
Tanah di sekitar mereka semakin goyah. Objek-objek di dunia
virtual, seperti pohon dan bangunan, mulai menghilang atau berubah menjadi
kumpulan kode-kode yang berantakan. Bug besar yang menyerang dunia Ethereon
kini mulai terasa nyata. Dunia virtual ini sedang berada di ambang kehancuran.
Menyusun Rencana
Setelah berhasil lolos dari penjaga digital, mereka bertiga
bersembunyi di sebuah bangunan tua yang masih berdiri kokoh. Nafas mereka
terengah-engah, sementara pikiran masing-masing penuh dengan kebingungan.
“Apa ini?” Fadil akhirnya membuka pembicaraan. “Aku pikir
dunia virtual ini sempurna. Tapi sekarang semuanya terlihat seperti mimpi
buruk.”
Lila, yang biasanya sinis, akhirnya berbicara. “Ini bukan
hanya bug biasa. Ada sesuatu yang salah dalam sistem Ethereon. Dan aku yakin
ini ada hubungannya dengan pesan yang kita terima.”
Rendra mengangguk sambil membuka terminal portable yang ia
bawa. Di dalamnya, ia menemukan potongan kode aneh yang muncul setelah ia
menerima pesan misterius semalam. Ia menunjukkannya kepada Lila dan Fadil.
“Ini adalah petunjuk,” jelas Rendra. “Kode ini sepertinya
mengarahkan kita ke lokasi berikutnya. Tapi kita harus melalui ‘Zona Inti’,
tempat server utama berada.”
Lila mengerutkan dahi. “Zona Inti? Itu pusat dari semua
kontrol Ethereon. Aku pernah membaca tentang itu di forum. Tidak mungkin kita
bisa masuk ke sana tanpa menarik perhatian sistem keamanan.”
“Kalau begitu, kita harus menemukan cara untuk
melakukannya,” Fadil menambahkan, matanya menyiratkan tekad. “Kita tidak punya
pilihan lain, kan?”
Masuk ke Zona Berbahaya
Dengan bantuan petunjuk dari kode yang ditemukan Rendra,
mereka bertiga memutuskan untuk memulai perjalanan ke Zona Inti. Namun, jalan
menuju ke sana tidaklah mudah. Dunia virtual yang sebelumnya stabil kini
berubah menjadi medan yang penuh dengan anomali: jembatan yang runtuh secara
digital, bangunan yang tiba-tiba meledak menjadi potongan data, dan avatar
pengguna lain yang terjebak dalam loop waktu.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan kelompok
pengguna lain yang tampaknya juga menyadari adanya masalah besar. Salah satu
dari mereka, seorang teknisi bernama Ari, menjelaskan bahwa bug besar
ini bukan sekadar kerusakan sistem. Ada sesuatu—atau seseorang—yang dengan
sengaja menghancurkan Ethereon dari dalam.
“Ini bukan kebetulan,” kata Ari. “Bug ini terlalu kompleks
untuk hanya menjadi kesalahan program. Aku curiga ada pihak yang ingin
menjatuhkan Ethereon… atau mungkin, dunia nyata sekaligus.”
Informasi itu membuat ketiganya semakin waspada. Mereka
menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang memperbaiki dunia virtual,
tetapi juga menyelamatkan umat manusia yang bergantung pada Ethereon.
Konfrontasi Penjaga Digital
Di dekat perbatasan menuju Zona Inti, mereka bertemu lagi
dengan penjaga digital. Kali ini, jumlahnya lebih banyak, dan mereka tampak
lebih agresif. Penjaga-penjaga itu memblokir jalan, bersiap menyerang siapa
saja yang mencoba melewati perbatasan.
“Bagaimana kita bisa mengalahkan mereka?” tanya Fadil,
suaranya bergetar.
“Kita tidak perlu mengalahkan mereka,” jawab Lila sambil
memindai area sekitar dengan alat yang ia temukan sebelumnya. “Kita hanya perlu
menemukan celah dalam sistem mereka.”
Rendra membantu Lila mengakses terminal terdekat, mencoba
meretas jalur kontrol penjaga digital. Dengan kerja sama yang penuh ketegangan,
mereka akhirnya berhasil membuat celah kecil di sistem keamanan. Celah itu
cukup untuk membuka jalan sementara, tetapi waktunya sangat terbatas.
“Cepat!” teriak Rendra, sambil menarik Fadil dan Lila
melewati celah tersebut. Mereka berlari dengan sekuat tenaga, sementara penjaga
digital mulai menyadari gangguan itu dan mengejar mereka.
Menuju Zona Inti
Bab ini berakhir dengan ketiganya tiba di pinggiran Zona
Inti, sebuah tempat yang terlihat jauh berbeda dari dunia Ethereon lainnya.
Zona ini dipenuhi dengan arsitektur digital yang kompleks, penuh dengan cahaya
neon dan aliran data yang bergerak cepat di udara.
Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, sebuah
suara menggema di sekitar mereka:
"Selamat datang di Zona Inti. Hanya mereka yang
layak yang dapat melanjutkan."
Di depan mereka, sebuah pintu besar dengan simbol misterius
mulai terbuka perlahan. Namun, ketiganya tahu bahwa pintu itu bukan hanya jalan
masuk, melainkan juga awal dari tantangan yang lebih besar.
Mereka melangkah maju, menyadari bahwa waktu mereka semakin
terbatas, sementara bug besar terus menghancurkan Ethereon sedikit demi
sedikit. Dunia virtual ini, dan mungkin dunia nyata, bergantung pada mereka.
Bab 4: Kode Rahasia
Pintu Zona Inti
Ketika pintu besar di Zona Inti terbuka, Rendra, Lila, dan
Fadil disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Zona Inti adalah inti dari
Ethereon, tempat data-data utama disimpan dan dijalankan. Bangunan digital
melayang di udara, jembatan data bercahaya menghubungkan satu titik ke titik
lain, sementara aliran kode-kode berwarna biru terang mengalir seperti sungai.
Namun, keindahan ini disertai dengan rasa ancaman yang kuat.
Suara mesin berdengung, dan bayangan penjaga digital terlihat bergerak di
kejauhan, berpatroli untuk mencegah siapa pun mendekati pusat kendali.
“Ini seperti berada di pusat otak Ethereon,” bisik Lila,
matanya memindai setiap sudut, mencari potensi jebakan. “Tapi kita tidak punya
banyak waktu. Bug besar itu semakin merusak sistem.”
Rendra mengeluarkan terminal portabelnya, memeriksa kode
yang mereka temukan di bab sebelumnya. Potongan kode itu ternyata adalah bagian
dari peta yang menunjukkan jalur menuju Server Utama, jantung dari
Ethereon, tempat kode rahasia tersembunyi.
“Server Utama ada di sana,” kata Rendra, menunjuk sebuah
struktur raksasa yang melayang di tengah-tengah Zona Inti. Struktur itu
dikelilingi oleh aliran data yang berputar seperti pusaran air, menciptakan
lapisan perlindungan.
“Bagaimana kita bisa masuk ke sana?” tanya Fadil, mencoba
menenangkan rasa cemasnya.
“Kita butuh akses,” jawab Lila. “Tapi akses itu pasti
dilindungi oleh keamanan paling ketat di seluruh sistem.”
Penjaga Akses
Saat mereka mendekati Server Utama, mereka dihadang oleh Penjaga
Inti, entitas digital yang jauh lebih besar dan lebih kuat dibanding
penjaga biasa. Tubuh mereka memancarkan cahaya keemasan, dan setiap gerakan
mereka membuat udara di sekitar bergetar.
Penjaga Inti tidak berbicara seperti penjaga lain.
Sebaliknya, mereka langsung menyerang, menembakkan aliran energi yang
melumpuhkan jalur di depan mereka. Rendra, Lila, dan Fadil terpaksa berpencar,
mencari celah untuk menghindari serangan.
Lila, yang memiliki keahlian dalam membaca sistem, menemukan
sebuah terminal tersembunyi di dekat dinding. “Aku bisa mencoba meretas
protokol mereka, tapi aku butuh waktu!” teriaknya.
Rendra dan Fadil memutuskan untuk mengalihkan perhatian para
penjaga, membiarkan Lila bekerja. Mereka menggunakan alat-alat sederhana yang
mereka temukan di sepanjang perjalanan untuk menciptakan ilusi dan memancing
penjaga menjauh dari terminal.
“Cepat, Lila!” seru Rendra sambil melompat ke samping untuk
menghindari tembakan penjaga.
Lila akhirnya berhasil membuka celah kecil dalam sistem
penjaga, cukup untuk menghentikan mereka selama beberapa menit. Ketiganya
segera berlari menuju Server Utama sebelum sistem keamanan kembali aktif.
Server Utama
Struktur Server Utama adalah bangunan melingkar yang
dipenuhi dengan layar besar yang memancarkan kode-kode yang bergerak cepat. Di
tengah ruangan, terdapat Konsol Inti, tempat kode rahasia disimpan.
Namun, saat mereka mendekat, sebuah peringatan muncul di udara:
"Akses hanya untuk Administrator. Pengguna tidak
diizinkan masuk."
Lila mencoba menggunakan alat peretasan yang sama, tetapi
sistem keamanan Konsol Inti jauh lebih canggih. “Ini tidak akan berhasil. Kita
butuh kunci akses khusus,” katanya frustrasi.
Rendra memeriksa kode yang mereka miliki sekali lagi. Ia
menyadari bahwa bagian terakhir dari kode itu bukan hanya peta, tetapi juga
sebuah petunjuk tersembunyi. Kode itu mengarahkan mereka ke sebuah panel
kecil di sudut ruangan.
Ketika Rendra membuka panel tersebut, ia menemukan sebuah
tombol tersembunyi. Tombol itu mengeluarkan hologram seorang pria—ayah Rendra.
“Ayah?” bisik Rendra, matanya melebar.
Hologram itu adalah rekaman yang ditinggalkan oleh ayah
Rendra sebelum ia menghilang. Dalam pesan itu, ia menjelaskan bahwa Ethereon
sebenarnya diciptakan bukan hanya sebagai pelarian, tetapi juga sebagai kesempatan
terakhir untuk menyelamatkan Bumi. Kode rahasia di Konsol Inti adalah
satu-satunya cara untuk memulihkan keseimbangan dunia nyata—untuk menghentikan
kerusakan lingkungan dan mengembalikan Bumi ke kondisi semula.
Namun, ayah Rendra juga memperingatkan bahwa ada kelompok
yang ingin menghancurkan Ethereon dan mencegah manusia kembali ke dunia nyata.
Kelompok ini menciptakan bug besar untuk merusak sistem dari dalam.
“Jika kalian menemukan pesan ini,” lanjut hologram, “kalian
harus mengambil kode rahasia itu sebelum terlambat. Tapi hati-hati, musuh sudah
berada di dekat kalian.”
Ancaman Baru
Ketika hologram menghilang, suara langkah kaki terdengar di
belakang mereka. Dari bayangan, muncul sosok humanoid dengan tubuh yang tampak
seperti perpaduan antara manusia dan mesin. “Penjaga Digital Utama”,
pemimpin dari semua penjaga, muncul untuk menghentikan mereka.
“Akses dilarang. Data ini tidak boleh diambil,” suara dingin
penjaga itu menggema di ruangan.
Bab ini diakhiri dengan ketiganya bersiap menghadapi
pertarungan besar melawan Penjaga Digital Utama. Dengan waktu yang semakin
menipis, mereka harus menemukan cara untuk mengakses kode rahasia sebelum
semuanya terlambat. Namun, mereka tahu, jalan menuju misi mereka tidak akan
mudah.
Bab 5: Penjaga Digital
Konfrontasi dengan Penjaga Utama
Ruangan Server Utama berubah menjadi medan pertempuran
ketika Penjaga Digital Utama mulai bergerak. Tubuh raksasanya bercahaya,
dan dari tangannya muncul bilah energi yang berpendar merah. Suara sistem
keamanan menggema di udara:
"Pengguna tidak sah. Proses eliminasi dimulai."
Rendra, Lila, dan Fadil saling pandang dengan ketakutan.
Mereka tahu tidak ada jalan keluar selain melawan. Namun, Penjaga Digital Utama
jelas bukan lawan biasa. Ia jauh lebih cepat dan kuat dibandingkan penjaga
digital lainnya yang mereka hadapi sebelumnya.
“Kita harus membuat rencana!” teriak Lila sambil menghindari
serangan pertama penjaga, yang menghantam lantai dengan kekuatan besar,
menciptakan retakan digital di sekitarnya.
“Apa rencananya? Kita tidak punya senjata apa-apa!” Fadil
berteriak panik sambil mencoba mencari tempat berlindung.
Rendra mengingat pesan dari hologram ayahnya. “Kita tidak
bisa mengalahkannya dengan kekuatan. Kita harus menggunakan sistem ini melawan
dirinya sendiri!” katanya dengan tegas.
Strategi Melawan Sistem
Lila segera menyadari apa yang dimaksud Rendra. “Sistem ini
pasti memiliki kelemahan,” katanya sambil membuka terminal portabelnya. Ia
mencoba memindai sistem Penjaga Digital Utama, mencari celah yang bisa mereka
manfaatkan.
Namun, waktu mereka terbatas. Penjaga Digital Utama terus
menyerang dengan kekuatan destruktif, membuat lantai tempat mereka berdiri
mulai retak dan tidak stabil. Rendra dan Fadil bekerja sama untuk mengalihkan
perhatian penjaga, sementara Lila terus mencoba meretas sistemnya.
Fadil, dengan cepat berpikir, mengambil sebuah alat dari
ruangan itu—sebuah perangkat pemancar data yang tampaknya terlupakan. Ia
melemparkannya ke arah Penjaga Digital Utama, menciptakan ledakan kecil yang
membuat penjaga itu kehilangan keseimbangan sejenak.
“Aku menemukan celah!” teriak Lila dengan penuh semangat.
“Sistemnya memiliki protokol pembaruan otomatis. Jika aku bisa memicu
pembaruan, dia akan ter-reset untuk beberapa saat.”
“Berapa lama kita punya waktu?” tanya Rendra.
“Hanya beberapa detik! Kalian harus membantuku mengakses
konsol utama saat dia ter-reset!” jawab Lila.
Pertarungan Penentu
Lila berhasil memicu protokol pembaruan. Tubuh Penjaga
Digital Utama tiba-tiba berhenti bergerak, dan cahaya merah pada tubuhnya
memudar. Tapi mereka tahu ini hanya sementara.
“Cepat, ke Konsol Inti!” teriak Rendra.
Ketiganya berlari menuju Konsol Inti, yang kini bersinar
terang seolah menyambut mereka. Saat mereka mendekat, layar holografis muncul,
meminta kode akses.
“Kodenya ada di potongan yang kita temukan!” kata Rendra
sambil memasukkan kode yang ia simpan sejak awal perjalanan mereka.
Namun, saat mereka berhasil mengakses Konsol Inti, Penjaga
Digital Utama kembali aktif. Kali ini, ia tampak lebih marah dan lebih agresif.
Cahaya merah yang memancar dari tubuhnya menjadi lebih terang, dan gerakannya
lebih cepat dari sebelumnya.
“Lila, teruskan! Aku dan Fadil akan mengalihkan
perhatiannya!” seru Rendra.
Lila terus bekerja di Konsol Inti, mencoba memasukkan kode
rahasia untuk mengakses data yang akan memperbaiki bug besar dan menyelamatkan
dunia virtual. Sementara itu, Rendra dan Fadil menggunakan setiap alat yang
mereka temukan di ruangan itu untuk menghambat Penjaga Digital Utama.
Meskipun mereka tahu bahwa usaha mereka hanya akan
memperlambat penjaga itu, mereka tidak menyerah. Serangan demi serangan dari
penjaga membuat ruangan semakin hancur, tetapi Rendra dan Fadil terus bertahan.
Kode Rahasia Diakses
Setelah usaha yang penuh tekanan, Lila akhirnya berhasil
mengakses kode rahasia. Sebuah layar besar muncul di depan mereka, menampilkan
data-data yang selama ini tersembunyi. Kode itu bukan hanya solusi untuk
memperbaiki bug besar, tetapi juga kunci untuk mengaktifkan mekanisme yang bisa
memulihkan Bumi.
“Kita berhasil!” seru Lila dengan penuh kemenangan.
Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Penjaga
Digital Utama melepaskan serangan terakhirnya, menciptakan ledakan yang membuat
ruangan menjadi tidak stabil. Ketiganya terpental ke berbagai arah.
“Lila, aktifkan kodenya sekarang!” teriak Rendra sambil
mencoba bangkit.
Lila dengan tangan gemetar menekan tombol terakhir pada
Konsol Inti. Cahaya terang memenuhi ruangan, dan suara sistem menggema:
"Kode rahasia diaktifkan. Memulai proses pemulihan
sistem."
Penjaga Digital Utama tiba-tiba berhenti bergerak. Tubuhnya
yang besar perlahan-lahan menghilang, menjadi potongan-potongan data yang
tersebar di udara. Ruangan Server Utama kembali stabil, dan aliran data yang
sebelumnya kacau mulai tersusun kembali.
Harapan Baru
Setelah semua selesai, ketiganya duduk terengah-engah di
lantai. Mereka berhasil, tetapi perjuangan mereka belum selesai. Sistem
Ethereon kini dalam proses pemulihan, tetapi efek dari kode rahasia itu juga
akan segera terlihat di dunia nyata.
“Kita menyelamatkan dunia virtual,” kata Fadil dengan
senyuman kecil.
“Dan mungkin, kita juga menyelamatkan Bumi,” tambah Lila
sambil menatap layar yang kini menampilkan pesan baru: "Proses
pemulihan dunia nyata dimulai."
Namun, Rendra tahu bahwa ini baru awal. Mereka telah membuka
jalan, tetapi tantangan di depan masih belum sepenuhnya jelas. Dengan harapan
baru, mereka bersiap menghadapi babak berikutnya dalam perjalanan
mereka—menciptakan dunia yang lebih baik, baik di dalam maupun di luar
Ethereon.
Bab ini berakhir dengan ketiganya meninggalkan Server Utama,
membawa kode rahasia yang kini telah diaktifkan, dan menyadari bahwa perjuangan
mereka adalah untuk masa depan umat manusia.
Bab 6: Misi Pencarian
Dunia yang Mulai Berubah
Setelah kode rahasia diaktifkan, efeknya mulai terlihat di
seluruh Ethereon. Bug besar yang sebelumnya menghancurkan dunia virtual
perlahan-lahan menghilang. Kota-kota yang sebelumnya retak dan berantakan kini
mulai pulih, struktur digital yang hilang kembali ke bentuk semula, dan aliran
data yang kacau mulai stabil. Namun, meski Ethereon perlahan pulih, ancaman
belum sepenuhnya lenyap.
“Apa yang terjadi sekarang?” tanya Fadil sambil memandangi
langit virtual yang berkilauan. “Bukankah kita sudah berhasil?”
“Belum sepenuhnya,” jawab Lila sambil menatap layar terminal
portabelnya. “Kode rahasia memang berhasil memulihkan sebagian besar sistem,
tetapi ada bagian dari kode itu yang belum aktif. Sistem menunjukkan bahwa kode
ini juga terhubung dengan dunia nyata. Kita harus menemukan bagian
terakhirnya.”
Rendra, yang masih memikirkan pesan hologram ayahnya,
berdiri diam sejenak. “Ayahku bilang, ini bukan hanya tentang menyelamatkan
dunia virtual. Kode rahasia ini bisa mengembalikan Bumi. Tapi… bagaimana
caranya?”
Mereka sadar bahwa misi mereka belum selesai. Kode rahasia
tidak hanya berfungsi untuk memperbaiki Ethereon, tetapi juga sebagai kunci
untuk mengaktifkan mekanisme di dunia nyata yang dapat menyelamatkan Bumi dari
kehancuran. Namun, untuk mengaktifkannya sepenuhnya, mereka harus mencari lokasi
terakhir di dunia virtual—tempat di mana semua data tersimpan dan dapat
dihubungkan dengan dunia nyata.
Petunjuk Baru
Ketiganya kembali ke Zona Inti untuk mencari petunjuk
berikutnya. Di sana, mereka menemukan sebuah arsip tersembunyi di dalam
Konsol Inti. Arsip itu berisi informasi tentang sebuah lokasi bernama "Pusat
Memori", tempat semua data Ethereon disimpan, termasuk hubungan dunia
virtual dengan mekanisme pemulihan di dunia nyata.
“Pusat Memori ini adalah tempat di mana semua jejak dunia
nyata diunggah ke dalam Ethereon,” jelas Lila sambil membaca data di layar.
“Jika kita bisa sampai di sana, kita mungkin bisa menemukan cara untuk
mengaktifkan kode ini sepenuhnya.”
“Tapi di mana itu?” tanya Fadil.
“Pusat Memori terletak di inti terdalam Ethereon, di sebuah
zona yang disebut Void Nexus,” jawab Rendra sambil menunjukkan peta
holografis yang mereka temukan. “Tapi ini bukan tempat yang mudah dijangkau.
Zona itu penuh dengan jebakan dan sistem pertahanan otomatis.”
Perjalanan ke Void Nexus
Untuk mencapai Void Nexus, mereka harus melewati beberapa
zona berbahaya yang dirancang untuk melindungi data-data sensitif di Ethereon.
Ketiganya mempersiapkan diri dengan alat-alat yang mereka temukan di Konsol
Inti dan terminal-terminal di sekitar Zona Inti.
Zona pertama yang mereka lewati adalah Labirin Data,
sebuah area yang dipenuhi dengan jalan-jalan sempit dan lorong bercabang yang
terus berubah. Di dalam labirin ini, mereka harus menghadapi anomali digital,
bentuk-bentuk data yang tidak stabil dan bisa menghancurkan avatar mereka jika
disentuh.
Lila, dengan kemampuan analisisnya, memimpin mereka melewati
labirin. “Jangan terlalu dekat dengan aliran data itu,” katanya sambil
menunjukkan aliran biru yang berkilauan di dinding. “Jika kita menyentuhnya,
kita akan terkunci di dalam sistem.”
Setelah berjam-jam mencari jalan keluar, mereka akhirnya
berhasil melewati Labirin Data. Namun, perjalanan mereka tidak berhenti di
situ.
Zona Penghakiman
Zona berikutnya disebut Zona Penghakiman, sebuah area
yang penuh dengan penjaga digital yang dirancang untuk menguji niat pengguna
yang mencoba masuk. Ketika mereka tiba, sebuah suara menggema:
"Hanya mereka yang memiliki tujuan murni yang dapat
melanjutkan. Jawab pertanyaan ini: Mengapa kalian ada di sini?"
Ketiganya terkejut, tetapi mereka tahu bahwa ini adalah
ujian untuk melihat apakah mereka layak melanjutkan. Penjaga digital muncul di
sekitar mereka, tubuh besar mereka memancarkan cahaya yang mengintimidasi.
Fadil, yang biasanya takut, maju terlebih dahulu. “Kami di
sini karena kami ingin memperbaiki apa yang telah rusak,” katanya dengan suara
lantang. “Bukan hanya di dunia virtual, tapi juga di dunia nyata. Kami ingin
memberi dunia kesempatan kedua.”
Penjaga itu berhenti sejenak, seolah menganalisis jawaban
Fadil. Lalu, suara itu kembali menggema: "Kalian boleh
melanjutkan."
Hampir ke Void Nexus
Setelah melewati Zona Penghakiman, ketiganya akhirnya tiba
di pintu masuk Void Nexus. Pintu besar itu dipenuhi simbol-simbol yang tidak
mereka kenali, tetapi Rendra merasakan sesuatu yang familiar.
“Aku ingat simbol-simbol ini,” katanya sambil memeriksa
simbol-simbol itu lebih dekat. “Ayahku pernah menunjukkan ini di catatan
lamanya. Simbol ini adalah bagian dari mekanisme pemulihan Bumi.”
Lila mulai memindai pintu itu, mencoba mencari cara untuk
membukanya. “Pintunya terkunci dengan kode khusus,” katanya. “Tapi kode ini
hanya bisa diakses jika kita menggabungkan potongan-potongan kode yang kita
miliki dengan data dari Void Nexus.”
“Apa artinya?” tanya Fadil.
“Artinya, kita harus masuk ke dalam Void Nexus dan mengambil
data terakhir itu,” jawab Lila.
Bab ini berakhir dengan pintu Void Nexus perlahan terbuka,
menampilkan kegelapan yang tampaknya tak berujung di dalamnya. Ketiganya tahu
bahwa perjalanan mereka semakin mendekati akhir, tetapi mereka juga menyadari
bahwa bahaya di dalam Void Nexus mungkin menjadi tantangan terbesar mereka.
Dengan tekad yang kuat, mereka melangkah masuk, bersiap untuk menghadapi apa
pun yang menunggu di dalam.
Bab 7: Konflik dan Kepercayaan
Memasuki Void Nexus
Pintu besar Void Nexus terbuka perlahan, memperlihatkan
ruang gelap yang hanya diterangi oleh aliran data bercahaya yang mengalir di
dinding-dindingnya. Void Nexus bukan sekadar ruang digital biasa—tempat ini
adalah pusat dari semua informasi Ethereon, namun penuh dengan aura misteri dan
ancaman yang tersembunyi.
“Ini seperti dunia lain,” bisik Fadil, mencoba
menyembunyikan rasa takutnya.
“Dan mungkin, ini adalah tempat terakhir yang akan kita
lihat jika kita gagal,” jawab Lila dingin sambil memeriksa alat peretasnya.
Ketiganya mulai melangkah masuk dengan hati-hati. Aliran
data di sekitar mereka tampak tidak stabil, dan setiap langkah terasa berat,
seolah-olah Void Nexus sedang mencoba menghalangi mereka. Lila terus memindai
peta digital untuk memastikan mereka berada di jalur yang benar menuju inti
Nexus, tempat data terakhir yang mereka cari disimpan.
Konflik Mulai Muncul
Perjalanan di Void Nexus semakin berat. Jalanan terus
berubah, menciptakan ilusi yang membingungkan. Pada satu titik, mereka merasa
seperti berjalan dalam lingkaran. Ketegangan mulai terasa di antara mereka.
“Kita sudah melewati tempat ini sebelumnya,” kata Fadil
frustrasi. “Apa kita benar-benar tahu apa yang kita lakukan?”
Lila berhenti sejenak, menatap peta yang berkedip di
tangannya. “Peta ini terus berubah. Sistem di sini dirancang untuk mengacaukan
kita. Aku sedang mencoba mencari celah.”
“Tapi kita tidak punya waktu untuk mencoba!” balas Fadil.
“Bug besar itu masih aktif di luar, dan siapa tahu berapa lama sebelum Ethereon
benar-benar hancur!”
“Lalu apa yang kau usulkan, Fadil? Duduk dan menunggu?”
balas Lila dengan nada tajam.
Rendra yang selama ini diam akhirnya angkat bicara.
“Hentikan. Kita tidak bisa bertengkar sekarang. Kalau kita terus seperti ini,
kita tidak akan pernah sampai ke tujuan.”
Ketegangan mereda, tetapi suasana di antara mereka tetap
tegang. Mereka tahu bahwa misi ini terlalu besar untuk gagal, tetapi tekanan
membuat mereka semakin sulit untuk bekerja sama.
Ancaman Baru
Saat mereka melanjutkan perjalanan, Void Nexus mulai
menunjukkan “penghuni” lainnya—Anomali Nexus, entitas digital yang
muncul akibat bug besar yang merusak sistem. Anomali ini tampak seperti
bayangan dengan tubuh yang terus berubah bentuk, bergerak dengan cepat dan
menyerang tanpa peringatan.
“Lari!” teriak Rendra ketika satu Anomali melesat ke arah
mereka. Ketiganya berlari melewati lorong sempit, mencoba menghindari serangan
dari entitas tersebut.
Fadil hampir tersandung ketika salah satu Anomali mencoba
meraih kakinya. Namun, Rendra segera menariknya sebelum ia terjebak. “Kau
baik-baik saja?” tanya Rendra, napasnya tersengal.
“Ya, terima kasih,” jawab Fadil, meski suaranya masih
gemetar.
Lila, yang berada di depan, menemukan pintu kecil yang
mengarah ke sebuah ruangan aman. “Masuk ke sini, cepat!” serunya.
Mereka bertiga berhasil berlindung di ruangan itu, sementara
Anomali Nexus terus berkeliaran di luar. Untuk sementara, mereka aman.
Membangun Kepercayaan
Di dalam ruangan kecil itu, suasana sunyi. Ketiganya duduk
diam, mencoba menenangkan diri setelah kejaran Anomali. Rendra akhirnya memecah
kesunyian.
“Kita tidak bisa terus begini. Kita harus percaya satu sama
lain,” katanya pelan. “Aku tahu kita semua takut. Aku juga takut. Tapi kita
tidak punya pilihan selain bekerja sama.”
Lila menatapnya dengan ekspresi serius. “Kau benar. Aku… aku
minta maaf atas sikapku tadi. Aku hanya merasa terlalu banyak yang
dipertaruhkan.”
Fadil mengangguk. “Aku juga. Aku tidak seharusnya kehilangan
kepercayaan pada kalian.”
Rendra tersenyum tipis. “Kalau begitu, mari kita lanjutkan.
Bersama-sama.”
Percakapan itu membuat suasana di antara mereka mencair.
Mereka tahu bahwa meskipun perjalanan ini penuh dengan bahaya, kepercayaan
adalah kunci untuk menyelesaikan misi mereka.
Menemukan Inti Nexus
Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan. Dengan
kerja sama yang lebih baik, mereka berhasil melewati rintangan yang sebelumnya
tampak mustahil. Lila menggunakan keahliannya untuk membuka jalur-jalur
tersembunyi, Fadil membantu mengalihkan perhatian Anomali Nexus, dan Rendra
memimpin dengan keberanian yang baru ditemukan.
Akhirnya, mereka tiba di Inti Nexus, sebuah ruangan
besar yang dipenuhi dengan bola cahaya raksasa yang melayang di udara. Bola
cahaya itu adalah pusat dari semua data di Ethereon, termasuk potongan terakhir
dari kode rahasia yang mereka cari.
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, sebuah suara menggema
di ruangan itu:
"Pengguna tidak sah terdeteksi. Proses penghapusan
dimulai."
Dari balik bola cahaya, muncul sosok baru—Penjaga Nexus,
entitas digital terakhir yang dirancang untuk melindungi data di Void Nexus.
Sosok itu lebih besar dan lebih menakutkan daripada Penjaga Digital Utama yang
mereka hadapi sebelumnya.
“Kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya,” kata Rendra
dengan suara tegas.
Lila mengangguk sambil mempersiapkan alat peretasnya. “Aku
akan mencoba melemahkan sistemnya.”
“Aku akan mengalihkan perhatiannya,” tambah Fadil dengan
keberanian yang baru ditemukan.
Ketiganya bersiap untuk menghadapi pertarungan terbesar
mereka sejauh ini. Mereka tahu bahwa jika mereka gagal, semuanya akan
berakhir—bukan hanya Ethereon, tetapi juga kesempatan untuk menyelamatkan Bumi.
Bab ini diakhiri dengan Penjaga Nexus melangkah maju,
tubuhnya memancarkan cahaya yang memekakkan mata. Rendra, Lila, dan Fadil
bersiap menghadapi ancaman terakhir, dengan kepercayaan baru yang menyatukan
mereka dalam misi yang lebih besar daripada diri mereka sendiri.
Bab 8: Melawan Sistem
Pertarungan dengan Penjaga Nexus
Ruangan Inti Nexus dipenuhi dengan cahaya berdenyut dari
tubuh Penjaga Nexus, entitas terakhir yang dirancang untuk melindungi
data inti Ethereon. Penjaga ini jauh lebih besar daripada penjaga sebelumnya,
dengan tubuh yang tersusun dari aliran kode bercahaya, dan suara mekanisnya
menggema:
"Tidak ada akses tanpa otorisasi. Mulai prosedur
penghapusan."
Ketiganya berdiri dalam formasi, masing-masing memegang
peran dalam rencana yang harus mereka jalankan dengan sempurna. Waktu mereka
sangat terbatas, dan Penjaga Nexus tidak akan memberi mereka kesempatan kedua.
“Lila, fokus pada sistemnya,” kata Rendra sambil mengambil
posisi di depan. “Fadil dan aku akan mencoba mengalihkan perhatian.”
“Jangan khawatir, aku bisa melakukannya,” jawab Lila sambil
mengaktifkan terminal portabelnya, berusaha memindai titik lemah Penjaga Nexus.
Strategi yang Berisiko
Penjaga Nexus bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia
mengayunkan lengannya yang berbentuk seperti bilah energi besar, menciptakan
gelombang kejut yang hampir membuat mereka terhempas.
Rendra dan Fadil mulai bergerak ke arah yang berlawanan,
menciptakan gangguan agar Lila dapat bekerja. Fadil melemparkan perangkat
pemancar data yang menciptakan ilusi optik, sementara Rendra mencoba menyerang
dengan alat-alat sederhana yang mereka temukan sebelumnya. Namun, Penjaga Nexus
tampaknya tidak terganggu oleh serangan kecil mereka.
Lila, yang berkonsentrasi penuh pada perangkatnya, akhirnya
menemukan sesuatu. “Aku menemukan celah dalam protokolnya! Tapi kita butuh
energi besar untuk mengakses inti datanya.”
“Apa maksudmu energi besar?” tanya Rendra sambil menghindari
serangan penjaga.
“Kita harus menggunakan salah satu aliran data di ruangan
ini,” jelas Lila sambil menunjuk ke salah satu aliran data bercahaya yang
mengelilingi bola inti. “Kalau kita bisa mengarahkannya ke tubuh penjaga, itu
bisa menghentikannya sementara!”
Menggunakan Aliran Data
Rendra dan Fadil segera bergegas menuju aliran data
tersebut. Namun, mendekatinya bukanlah hal yang mudah. Aliran itu bergerak
cepat seperti sungai digital, dan salah langkah saja bisa membuat mereka
terhapus dari sistem.
“Kita harus bekerja sama,” kata Rendra sambil memandang
Fadil. “Kamu bantu mengalihkan perhatiannya. Aku akan mencoba mengarahkan
aliran data ke tubuhnya.”
Fadil mengangguk, meski wajahnya menunjukkan ketakutan. Ia
mulai berlari di sekitar penjaga, membuat serangkaian ilusi dengan alatnya
untuk membuat penjaga fokus padanya. Penjaga Nexus, meski canggih, tampaknya
teralihkan sejenak oleh gangguan ini.
Sementara itu, Rendra menggunakan alat yang diberikan Lila
untuk mengarahkan aliran data ke tubuh penjaga. Dengan hati-hati, ia mengatur
perangkatnya dan menunggu momen yang tepat.
“Sekarang, Rendra!” teriak Lila.
Rendra mengaktifkan alatnya, dan aliran data langsung
menghantam tubuh Penjaga Nexus. Tubuh raksasa itu tiba-tiba berhenti bergerak,
dan cahaya merah yang memancar dari tubuhnya mulai redup.
“Kita berhasil!” teriak Fadil dengan napas terengah.
“Belum selesai,” jawab Lila sambil melanjutkan pekerjaannya
di terminal. “Penjaga hanya berhenti sementara. Aku butuh lebih banyak waktu
untuk mengakses inti data.”
Akses Inti Data
Dengan Penjaga Nexus yang lumpuh sementara, Lila akhirnya
berhasil membuka akses ke inti data. Di dalamnya, mereka menemukan potongan
terakhir kode rahasia yang mereka cari. Data ini bukan hanya untuk
memperbaiki Ethereon, tetapi juga untuk mengaktifkan mekanisme pemulihan Bumi.
Namun, saat mereka hampir selesai, tubuh Penjaga Nexus mulai
aktif kembali. Cahaya merah yang sebelumnya redup kini bersinar lebih terang,
dan suara mekanisnya menggema kembali:
"Prosedur penghapusan dilanjutkan."
“Lila, cepat!” seru Rendra sambil bersiap menghadapi penjaga
lagi.
“Aku butuh beberapa detik lagi!” jawab Lila sambil mengetik
dengan cepat di terminalnya.
Rendra dan Fadil berusaha menahan serangan penjaga, meski
mereka tahu itu hanya akan memperlambatnya. Penjaga Nexus tampak lebih agresif,
menyerang dengan gelombang energi yang menghancurkan sebagian ruangan.
Kemenangan Tipis
Akhirnya, Lila berhasil mengaktifkan kode rahasia
sepenuhnya. Sebuah cahaya terang muncul dari bola inti di tengah ruangan,
menyebar ke seluruh Void Nexus. Suara sistem menggema:
"Kode rahasia diaktifkan. Proses pemulihan
dimulai."
Penjaga Nexus tiba-tiba berhenti bergerak. Tubuhnya mulai
retak dan hancur menjadi partikel-partikel kecil, yang kemudian terserap ke
dalam bola inti.
Rendra, Lila, dan Fadil jatuh terduduk, kelelahan tetapi
lega. Mereka telah menyelesaikan bagian terpenting dari misi mereka. Bola inti
di Void Nexus kini memancarkan cahaya biru yang menenangkan, menandakan bahwa
sistem Ethereon telah pulih sepenuhnya.
Harapan untuk Bumi
Ketika mereka keluar dari Void Nexus, dunia Ethereon yang
sebelumnya kacau kini terlihat stabil dan damai. Kota-kota virtual telah
kembali ke bentuk aslinya, dan bug besar yang mengancam sistem telah sepenuhnya
lenyap.
Namun, misi mereka belum sepenuhnya selesai. Kode rahasia
yang mereka aktifkan di Ethereon kini harus dihubungkan ke dunia nyata untuk
memulai proses pemulihan Bumi.
“Kita berhasil di sini,” kata Rendra sambil menatap Lila dan
Fadil. “Tapi sekarang kita harus membawa ini ke dunia nyata.”
Bab ini berakhir dengan ketiganya bersiap untuk kembali ke
dunia nyata, membawa harapan baru bahwa Bumi dapat diselamatkan. Namun, mereka
tahu bahwa tantangan di dunia nyata mungkin lebih besar daripada apa yang
mereka hadapi di Ethereon. Dengan tekad yang kuat, mereka melangkah keluar dari
Void Nexus, siap menghadapi babak terakhir dari perjuangan mereka.
Bab 9: Kode Terungkap
Kembali ke Dunia Nyata
Rendra, Lila, dan Fadil akhirnya keluar dari Void Nexus
dengan membawa potongan terakhir kode rahasia. Mereka segera kembali ke titik
akses utama Ethereon, tempat mereka pertama kali masuk ke dunia virtual. Dengan
langkah berat namun penuh tekad, mereka melepas perangkat virtual mereka dan
kembali ke dunia nyata—bunker-bunker yang dingin dan sempit, penuh dengan udara
lembab dan lampu berkedip-kedip.
“Rasanya aneh berada di sini lagi,” kata Fadil sambil
menghela napas panjang. Dunia nyata yang suram terasa seperti kontras tajam
dibandingkan keindahan Ethereon yang baru saja mereka pulihkan.
“Tapi ini tujuan kita sejak awal,” jawab Rendra, matanya
penuh tekad. “Kode ini bukan hanya untuk Ethereon. Ini untuk semua orang di
dunia nyata.”
Mengaktifkan Protokol Pemulihan
Ketiganya segera menuju ke pusat kendali utama dunia
nyata, sebuah fasilitas kuno yang terletak di bawah tanah. Fasilitas ini
adalah tempat di mana semua data Ethereon pertama kali diunggah bertahun-tahun
lalu. Hologram dari bola inti yang mereka temukan di Void Nexus kini muncul di
terminal pusat, menunggu untuk diaktifkan.
Namun, di sini mereka dihadapkan dengan sebuah masalah baru.
Sistem dunia nyata tidak sepenuhnya menerima data dari Ethereon. Pesan
kesalahan muncul di layar:
"Kode tidak valid. Kunci terakhir diperlukan."
“Kunci terakhir? Apa maksudnya?” tanya Fadil dengan nada
frustrasi.
“Sepertinya kode ini butuh otorisasi terakhir untuk
benar-benar aktif,” jawab Lila sambil mencoba membaca protokolnya. “Tapi
otorisasi ini hanya bisa diberikan oleh Administrator Utama.”
Rendra menatap layar dengan ekspresi kosong. Dalam hati, ia
tahu siapa Administrator Utama itu. “Ayahku,” katanya pelan. “Dia adalah
Administrator Utama. Dia satu-satunya yang bisa menyelesaikan ini.”
“Tapi ayahmu sudah lama hilang,” jawab Lila. “Bagaimana kita
bisa melakukannya tanpa dia?”
Kebenaran Tentang Hilangnya Ayah Rendra
Di saat yang kritis, terminal utama tiba-tiba menyala, dan
sebuah pesan hologram muncul. Itu adalah pesan terakhir yang ditinggalkan oleh
ayah Rendra sebelum menghilang. Dalam pesan itu, ia menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi.
“Rendra, jika kamu melihat ini, berarti kamu sudah menemukan
kode rahasia,” kata hologram itu. “Aku tidak bisa berada di sana untuk
menyelesaikan ini sendiri, tetapi aku telah meninggalkan sebagian dari diriku
di dalam sistem. Kunci terakhir adalah DNA-ku—dan sebagai anakku, kamu adalah
penerus dari otoritasku.”
Pesan itu membuat Rendra terkejut sekaligus bingung. “Jadi…
aku bisa menyelesaikan ini?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Lila memeriksa data dari terminal dan mengangguk. “Ya. Jika
DNA-mu cocok dengan data di sistem, kamu bisa mengaktifkan protokol ini.”
“Tapi bagaimana jika gagal?” tanya Fadil. “Kalau ini gagal,
kita tidak punya rencana lain.”
“Kita tidak punya pilihan lain,” jawab Rendra sambil menatap
terminal dengan tekad. “Aku harus mencobanya.”
Pengorbanan untuk Masa Depan
Rendra menempatkan tangannya di atas panel biometrik
terminal. Cahaya biru terang muncul, dan sistem mulai memindai DNA-nya. Proses
itu terasa seperti berlangsung selamanya, sementara layar di terminal
menunjukkan data-data yang bergerak cepat.
“Pemindaian DNA berhasil. Otorisasi diberikan,” kata suara
mekanis dari sistem.
Ketika otorisasi diberikan, terminal utama mulai memproses
kode rahasia. Cahaya terang memenuhi ruangan, dan layar-layar di sekitar mereka
menunjukkan peta dunia nyata yang rusak. Perlahan, peta itu mulai berubah,
menunjukkan proses pemulihan yang dimulai di berbagai wilayah.
“Tunggu, apa yang terjadi?” tanya Fadil, matanya melebar.
“Proses pemulihan dimulai,” jawab Lila sambil membaca data
yang masuk. “Sistem ini mulai mengaktifkan teknologi di seluruh dunia untuk
memulihkan lingkungan—mengurai polusi, menstabilkan iklim, dan memperbaiki
ekosistem.”
Namun, sistem itu juga menunjukkan peringatan baru: “Sumber
daya energi tidak cukup. Proses pemulihan akan membutuhkan pengorbanan.”
“Apa maksudnya?” tanya Rendra.
Lila membaca lebih lanjut dan terdiam. “Sistem ini butuh
energi tambahan untuk menyelesaikan prosesnya. Jika tidak, prosesnya hanya akan
berjalan sebagian, dan dunia nyata tidak akan pulih sepenuhnya.”
“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Fadil.
“Ada satu cara,” jawab Rendra pelan. “Kita bisa memberikan
energi tambahan dari Ethereon. Tapi itu berarti kita harus menghancurkan dunia
virtual sepenuhnya.”
Keputusan yang Sulit
Keputusan itu mengguncang mereka. Ethereon adalah tempat
tinggal jutaan orang yang melarikan diri dari dunia nyata. Namun, tanpa
pengorbanan itu, dunia nyata tidak akan pernah pulih.
“Kita harus memilih,” kata Lila dengan suara gemetar. “Dunia
virtual atau dunia nyata?”
“Ini bukan pilihan yang mudah,” jawab Fadil. “Tapi Ethereon
adalah pelarian. Dunia nyata adalah rumah kita yang sebenarnya.”
Rendra, dengan berat hati, mengambil keputusan. “Kita buat
keputusan ini untuk semua orang. Dunia nyata harus menjadi prioritas. Ethereon
sudah memberikan apa yang bisa ia berikan.”
Dengan persetujuan dari Lila dan Fadil, Rendra memasukkan
perintah terakhir ke terminal. Cahaya terang muncul dari sistem, menandakan
bahwa energi dari Ethereon sedang ditransfer ke dunia nyata.
Hilangnya Ethereon
Ketika energi Ethereon habis, dunia virtual itu mulai
memudar. Kota-kota digital, avatar pengguna, dan seluruh alam semesta virtual
perlahan menghilang menjadi aliran kode. Namun, di dunia nyata, efeknya segera
terlihat. Udara mulai bersih, langit yang kelam berubah menjadi biru, dan tanah
yang tandus mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Ketiganya berdiri di luar bunker, menyaksikan dunia yang
perlahan kembali hidup. Matahari yang hangat menyinari wajah mereka untuk
pertama kalinya dalam bertahun-tahun.
“Kita berhasil,” kata Rendra pelan, meski hatinya masih
berat atas hilangnya Ethereon.
“Tapi ini baru permulaan,” tambah Lila. “Sekarang, kita
harus memastikan dunia nyata ini tidak hancur lagi.”
Bab ini berakhir dengan harapan baru, meskipun dibayar
dengan pengorbanan besar. Ethereon telah hilang, tetapi dunia nyata kini
memiliki kesempatan kedua untuk menjadi tempat yang layak bagi semua umat
manusia.
Bab 10: Dunia Baru
Kebangkitan Dunia Nyata
Udara segar menyapa wajah Rendra, Lila, dan Fadil saat
mereka keluar dari bunker. Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, langit
dunia nyata terlihat biru tanpa polusi, dan aroma tanah yang lembap terasa
begitu nyata. Dunia yang sebelumnya suram kini mulai menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
“Aku tidak percaya kita berhasil,” kata Fadil sambil menatap
cakrawala yang penuh harapan. Ia tersenyum kecil, meski matanya menyiratkan
kesedihan atas hilangnya Ethereon.
“Kita tidak hanya menyelamatkan dunia,” kata Lila sambil
menatap Rendra. “Kita memberi semua orang kesempatan kedua.”
Rendra terdiam sejenak. Ia memikirkan ayahnya, pengorbanan
Ethereon, dan semua yang telah mereka lalui. Di tengah kebahagiaan melihat
dunia nyata yang mulai pulih, ada perasaan kehilangan yang masih menghantui.
Namun, ia tahu bahwa keputusan mereka adalah yang terbaik untuk semua orang.
Membangun Kembali
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kerja keras. Proses
pemulihan dunia nyata yang dimulai oleh kode rahasia membutuhkan dukungan
manusia untuk memastikan keberlanjutannya. Orang-orang yang sebelumnya
bergantung pada Ethereon mulai keluar dari bunker dan beradaptasi dengan dunia
nyata yang baru.
Rendra, Lila, dan Fadil bergabung dengan kelompok yang
bekerja untuk membangun kembali peradaban. Mereka membantu mengedukasi
orang-orang tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, mengingatkan
semua orang bahwa dunia nyata ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk hidup
lebih baik.
“Ini bukan hanya soal membangun kembali,” kata Lila suatu
hari saat mereka bekerja di sebuah ladang percobaan. “Ini tentang belajar dari
kesalahan kita. Kita tidak bisa lagi membiarkan keserakahan menghancurkan
segalanya.”
Fadil mengangguk sambil mencangkul tanah yang subur. “Dan
kita harus memastikan bahwa teknologi yang kita buat tidak akan menggantikan
tanggung jawab kita untuk menjaga dunia.”
Pesan Terakhir
Suatu malam, ketika mereka beristirahat di tenda mereka,
terminal portabel Rendra tiba-tiba menyala. Sebuah pesan hologram muncul, dan
wajah ayahnya terlihat untuk terakhir kali.
“Rendra, jika kamu melihat ini, itu berarti kalian telah
berhasil. Aku tahu kamu akan membuat keputusan yang benar, meski sulit,” kata
hologram itu.
Pesan itu tidak hanya untuk Rendra tetapi juga untuk semua
orang. Ayahnya menjelaskan bahwa Ethereon awalnya diciptakan untuk membantu
manusia belajar dari kesalahan mereka di dunia nyata, tetapi pelarian yang
berlebihan membuat mereka melupakan tujuan itu. Kini, dengan dunia nyata yang
pulih, tugas mereka adalah memastikan bahwa mereka tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama.
“Aku bangga padamu, Rendra. Kalian telah memberi dunia
kesempatan baru,” tutup hologram itu sebelum menghilang.
Rendra merasakan air mata hangat mengalir di pipinya, tetapi
kali ini itu adalah air mata kebanggaan dan kebahagiaan.
Awal yang Baru
Beberapa bulan kemudian, tanda-tanda pemulihan dunia semakin
jelas. Hutan-hutan mulai tumbuh kembali, sungai-sungai yang dulunya kering kini
mengalir deras, dan langit yang suram kini dipenuhi bintang-bintang. Manusia
mulai menemukan cara untuk hidup lebih harmonis dengan alam.
Rendra, Lila, dan Fadil menjadi pemimpin dalam upaya
pembangunan kembali. Mereka mendirikan komunitas berbasis keberlanjutan,
menggabungkan teknologi yang ramah lingkungan dengan kehidupan yang menghormati
alam.
“Semuanya dimulai dari sini,” kata Rendra saat ia berdiri di
atas bukit, memandang komunitas kecil yang mereka bangun bersama. “Kita tidak
hanya menyelamatkan dunia. Kita menciptakan yang baru.”
Lila tersenyum. “Dan kali ini, kita akan melakukannya dengan
benar.”
Fadil, yang biasanya penuh candaan, terlihat serius untuk
pertama kalinya. “Aku pikir kita tidak perlu Ethereon lagi. Dunia nyata ini
sudah cukup indah.”
Penutup
Bab ini diakhiri dengan gambaran dunia yang perlahan-lahan
kembali hidup. Manusia bekerja sama, belajar dari kesalahan mereka, dan
menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Meski Ethereon
telah hilang, semangatnya tetap hidup dalam bentuk harapan dan tekad untuk
menjaga dunia nyata.
Rendra, Lila, dan Fadil berdiri bersama di bawah langit yang
cerah, mengingat semua yang telah mereka lalui. Mereka tahu perjalanan mereka
belum selesai, tetapi untuk pertama kalinya, mereka merasa yakin bahwa masa
depan ada di tangan mereka.
"Dunia ini bukan tentang siapa yang memiliki
kekuatan, tetapi tentang siapa yang berani memperbaiki kesalahan dan memulai
kembali. Inilah kisah tentang harapan, pengorbanan, dan kesempatan kedua.
